Senin, 17 Februari 2014





Palopo- Kepulan asap kembali mewarnai lapangan voli kampus STAIN  Palopo. Kepulan asap tersebut berasala dari ban mobil bekas yang memang sengaja dibakar oleh anggota  BEM STAIN  Palopo sebagai bentuk protes atas rencana kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT).  Seperti yang santer terdengar bahwa uang kuliah di STAIN  Palopo diisyukan akan naik Rp.200.00 lebih tinggi dari UKT sebellumnya. Untuk prodi bahasa inggris dan matematika akan naik menjadi Rp. 800.000 per semester, yang sebelumnya hanya 600.00 per smester. Sedangkan untuk jurusan lainnya juga akan naik dari 400.00 per semester menjadi 600.000 per semester.  Meskipun menurut pihak kampus bahwa kenaikan UKK ini tidak akan mengenai mahasiswa yang telah menempuh pendidikan di STAIN  Palopo, namun baru akan di berlakukan di tahun ajaran baru mendatang.  Aksi ini dilakukan sebagai bentuk silodaritas terhadap calon mahasiwa baru mendatang.


Sabtu, 15 Februari 2014

ketika 2 karya di pertemukan..
2 rasa beradu..
2 nalar berpencar,,
mencari jati dir dan identitas masing-masing..

kau tau..
ini adalah awal bagi kami..
awal bagi anak-anak yang tanpa arah..
awal bagi anak-anak yang membutuhkan wadah...

2 karya..
antologi cerpen "FOGUE"
karya kak Fahrul syarif dkk..
ditukar dengan antologi ceren "TENTANG MIMPI"
...
:)



Kembali menapakan kaki di bumi batara guru...
Tak ada misi apapun dalam perjlananku kali ini..
Rindu lah yang membawaku kemari..
Kerinduan akan sosok perempuan keriput berhati lembut,
Perempuan yang akan setia di setiap malamnya menyisiri rambutku dengan tangannya sebelum ku berlabuh ke dunia mimpi.
Perempuan yang tetap melihatku bagai anak kecil,
Walau gadis lain seusiaku sudah bnyak yang menggendong bayi mungil..
Kerinduan akan bau basah ilalang serta padi yang menguning..
Kerinduan kan sungainya yang tak pernah berhenti mengaliri sumber kehidupan merekaa..
Kerinduan kan bocah-bocah kecil yang akan menggerubungiku meminta oleh-oleh..
Kerinduan akan mulut kecil mereka yang mengeja “a ba ta “ tepat di mushola samping rumah..
Kerinduan akan aroma makanan dari tungku Dan kayu bakar..
Kerinduan akan sunyinya malam tanpa saluran Tv yang mencekoki otak kiri..

Kerinduan akan sosok pria tua berpeci yang takkan bisa lagi ku temui..
Tak akan lagi ku dengar nasehatnya yang makin menguatkan azzamku..
Lelaki berusia senja namun semangatnya bagai fajar menyyala-nyala,,
Masih jelas terlukis di ingatannku
Kala itu, usiaku menginjak angka 8..
seperti anak seusiaku, yang suka beceloteh tentang apa saja yang mengganjal di benakku..
Aku bercerita tentang perlakuan orang-orang di sekitarku,
Yang seperti tak senang ketika mendengar ku berbicara,
 yah..
Aku sadari, aku  memiliki kecepatan bicara di atas rata2,
 Namun ia mampu mengokohkan hatiku..
Dengan nada lembut ia mengatakan.
Kelak aku akan jadi salah satu pembaca berita di salah satu statiun tv ternama..
Yah seperti seorang cucu pada umumnya, aku hanya mengaminkan tanpa berharap lebih..

Doa beliau lah,, yang mengantarkanku tuk mengambil peluang ..
Walau sampai di usiaku yang ke 18.,
 Aku hanya mampu menjadi seorang penyiar radio..
Tapi aku tetap beryukur,
Apa jadinya kalau saat itu beliau tidak menguatkan ku??
Huufftt..
Harus kemana ku cari obat rindu yang satu ini?







 NuruL Hidayah