Sabtu, 15 Februari 2014


Kembali menapakan kaki di bumi batara guru...
Tak ada misi apapun dalam perjlananku kali ini..
Rindu lah yang membawaku kemari..
Kerinduan akan sosok perempuan keriput berhati lembut,
Perempuan yang akan setia di setiap malamnya menyisiri rambutku dengan tangannya sebelum ku berlabuh ke dunia mimpi.
Perempuan yang tetap melihatku bagai anak kecil,
Walau gadis lain seusiaku sudah bnyak yang menggendong bayi mungil..
Kerinduan akan bau basah ilalang serta padi yang menguning..
Kerinduan kan sungainya yang tak pernah berhenti mengaliri sumber kehidupan merekaa..
Kerinduan kan bocah-bocah kecil yang akan menggerubungiku meminta oleh-oleh..
Kerinduan akan mulut kecil mereka yang mengeja “a ba ta “ tepat di mushola samping rumah..
Kerinduan akan aroma makanan dari tungku Dan kayu bakar..
Kerinduan akan sunyinya malam tanpa saluran Tv yang mencekoki otak kiri..

Kerinduan akan sosok pria tua berpeci yang takkan bisa lagi ku temui..
Tak akan lagi ku dengar nasehatnya yang makin menguatkan azzamku..
Lelaki berusia senja namun semangatnya bagai fajar menyyala-nyala,,
Masih jelas terlukis di ingatannku
Kala itu, usiaku menginjak angka 8..
seperti anak seusiaku, yang suka beceloteh tentang apa saja yang mengganjal di benakku..
Aku bercerita tentang perlakuan orang-orang di sekitarku,
Yang seperti tak senang ketika mendengar ku berbicara,
 yah..
Aku sadari, aku  memiliki kecepatan bicara di atas rata2,
 Namun ia mampu mengokohkan hatiku..
Dengan nada lembut ia mengatakan.
Kelak aku akan jadi salah satu pembaca berita di salah satu statiun tv ternama..
Yah seperti seorang cucu pada umumnya, aku hanya mengaminkan tanpa berharap lebih..

Doa beliau lah,, yang mengantarkanku tuk mengambil peluang ..
Walau sampai di usiaku yang ke 18.,
 Aku hanya mampu menjadi seorang penyiar radio..
Tapi aku tetap beryukur,
Apa jadinya kalau saat itu beliau tidak menguatkan ku??
Huufftt..
Harus kemana ku cari obat rindu yang satu ini?







 NuruL Hidayah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar